Pacul Syahdu
Di bawah langit biru yang cerah,
Terhampar sebuah desa nan syahdu.
Namanya Pacul, tersembunyi di antara bukit,
Di sana kujumpai kedamaian yang abadi.
Desa Pacul, kau mempesona hatiku,
Dengan pemandangan alam yang tiada tara.
Rumah-rumah kayu berjejer rapi,
Beratapkan daun kelapa yang merdu.
Di pagi hari, sinar matahari menari,
Menyapa wajah para penduduk dengan lembut.
Petani-petani bersemangat bergegas,
Menyongsong alam, mengais rezeki mereka.
Sawah-sawah hijau, meliuk bak sungai,
Menyirami tanaman dengan kasih sayang.
Padi yang tumbuh dengan subur,
Menjadi saksi bisik angin di hamparan luas.
Lalu sore menjelang, senja datang beriring,
Langit berubah warna, kemerahan terpancar.
Warga desa berkumpul di bawah pohon beringin,
Berbagi cerita, tawa, dan canda tulus ikhlas.
Malampun turun dengan tenangnya,
Bintang-bintang menerangi peraduan gelap.
Gemericik air sungai menemani tidurku,
Damai dan tenang di desa Pacul tercinta.
Desa Pacul, engkau tetap terjaga,
Di dalam relung hatiku, menghiasi kenangan.
Semoga engkau tetap abadi,
Tempat di mana aku kembali, tiada henti.
Desa Pacul, engkau tempat berlabuh,
Dalam ingatan, cinta, dan doa.
Semoga selalu berseri dan sejahtera,
Desa Pacul, desa yang tercinta bagiku.